10 April, 2013

Sifat terhadap lingkungan

             Manusia secara lahiriah dilahirkan dengan sifat atau karakter yang yang berbeda-beda, sifat kadang bisa terbentuk dari faktor keturunan atau keluarga yang masih bisa diperdebatkan serta juga tidak lepas dari faktor lingkungan atau keadaan pada masa kecilnya dalam tahap awal pengenalan diri. Kita harus mensyukuri sifat yang kita miliki, itu adalah "anugerah" tuhan, karena setiap kepala beda sifat, itu pasti. Sifat dapat didefinisikan (menurut saya) yaitu bentuk emosi seseorang dalam menghadapi sesuatu yang ada pada diri sendiri yang akan terlihat atau dirasakan oleh orang lain. (sekali lagi, ini menurut saya). Karena tuntutan tugas kuliah dan sebagainya, saya akan mencoba mengurai sifat-sifat yang ada pada diri saya, naif memang.

Saya akan mencoba mulai dari sifat "baik" (menurut saya) :
1. Peduli 
2. Pengertian
3. Bijak
4. Ramah
5. Tebuka dalam berfikir 

dan dari sifat "buruk" (menurut saya) :
1. Apatis (hanya untuk keadaaan politik)
2. Sarkas 
3. Pendiam
4. Jenuhan
5. Fanatik untuk beberapa hal
6. dan lain-lain

                Dampak sifat pasti dan harus ada untuk entah itu di lingkungan keluarga, dalam suatu hubungan, pertemanan atau dimanapun itu. Sebagai manusia yang bermakhluk sosial pasti ada keinginan untuk yaa..  minimal mempertahankan sifat baik dan mengurangi sifat buruk yang ada dalam diri kita. Tapi sebelum itu, kita butuh waktu untuk mencapai keseimbangan sifat, caranya ?? saya juga tidak tahu, semoga kita sedang kearah sana.

*menulis dikantor dalam kerumunan Invoice.

   





18 March, 2013

Perkenalkan, saya...

          Perkenalkan, nama saya adalah Dwi Setiawan, anak lelaki kedua dari empat bersaudara yang semuanya berjenis yang sama, dilahirkan pada tanggal 03 Maret 1990 di daerah pinggiran Selatan Jakarta, Setiabudi tepatnya. Saya dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana saat itu, Ayah saya hanya seorang honorer yang sangat berharap diangkat menjadi PNS di salah satu Departemen Pemerintahan, dan sedangkan Ibu hanyalah seorang ibu rumah tangga yang sesekali menerima pesanan jahitan pakaian dari tetangga sebagai penghasilan keluarga alakadarnya.
           Menghabiskan waktu di Jakarta hanya enam tahun, tepat April 1996 kami pindah ke daerah yang mana sangat terlalu sepi untuk ditinggali saat itu, ya lagi-lagi di daerah pinggiran Selatan, kali ini Bekasi, Pondok Gede tepatnya. Dari Sekolah dasar sampai masa Kuliah saya habiskan di kota Patriot ini, tidak ada yang bisa saya banggakan pada masa itu sebagai individu dalam hal akademis tentunya, tapi saya bisa (sedikit) bernafas lega bila melihat pencapaian sebagai tim/kelompok walau tidak mentereng.
           Saya sekarang bekerja, sudah dua tahun tepatnya tapi butuh kurang lebih setengah tahun untuk itu, ini adalah tempat pertama saya bekerja setelah lulus dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta. Saya sangat bersyukur sudah bekerja saat ini mengingat mencari pekerjaan sangat susah cenderung "mustahil" bila berkaca dari jumlah kelulusan setiap tahunnya belum lagi ditambah dari korban PHK setiap harinya.
           Saya bekerja di Dealer Mobil daerah Bekasi yang nyaris Bogor tampaknya. Pada bagan Struktur Perusahaan saya adalah seorang Staff Accounting, yang mana hanya dibebankan untuk membuat laporan keuangan saja. Tapi faktanya saya juga harus mengurusi pajak serta hal-hal yang berbau kepegawaian, di sini  untuk beberapa waktu saya terkadang keteteran, tapi di sisi yang lain saya juga dapat lebih yaitu pengalaman bekerja di bidang yang berbeda, itu terjadi ketika saya mengingat motivasi awal saya, yaitu mencari pengalaman sebanyak-banyaknya yang kadang-kadang tergerus oleh keinginan pendapatan yang sepadan dengan tanggung jawab yang diemban.
            Tapi ahhh..., memang pada dasarnya sifat manusia tidak akan pernah bersyukur bahkan jauh dari itu, tapi itu normal dan sangat manusiawi. Di tempat kerja ini memang tidak (belum) menjanjikan yang menurut saya layak untuk menjadi pegangan dimasa depan. tapi disini saya mendapatkan kebutuhan yang sangat mendasar bila ingin bekerja yang menyenangkan tanpa menghiraukan kegelisahan berlebihan, ya dia adalah kenyamanan. Itu adalah salah tujuan saya dimanapun, bahkan kapanpun dalam keluarga, pertemanan, sebuah hubungan dan pekerjaan tentunya. Untuk kedepannya saya akan "menyerahkan" pada waktu dan kondisi. Mengutip petuah dari salah satu tokoh yang saya idolakan, Steve Jobs "Kalian harus percaya bahwa titik-titik itu kelak akan terhubung dan kalian juga harus percaya akan sesuatu -- keberanian, takdir, hidup, karma, atau apapun itu". 
             
            
           
           

31 December, 2012

Kompetensi dan Kehati-hatian dalam Etika Profesi


                     Kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu (Rustyah, 1982). Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak. Kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan (Herry, 1998).

                   Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.

                    Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.

                     Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan.

                     Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
Contoh profesi yang menggunakan Due Care dalam penerapannya adalah Investigasi Audit. Berikut adalah standar laksana kerja yang digunakan:
  1. seluruh investigasi harus dilandasi praktek terbaik yang diakui
  2. kumpulkan bukti-bukti dengan prinsip kehati-hatian sehingga bukti tersebut dapat diterima
  3. pastikan bahwa seluruh dokumentasi dalam keadaan aman, terlindungi dan diindeks
  4. pastikan bahwa para investigator mengerti hak azasi pegawai dan senantiasa menghormati
  5. beban pembuktian ada pada yang menduga pegawainya melakukan kecurangan dan pada penuntut umum yang mendakwa pegawai tersebut, baik dalam kasus hukum administratif maupun hukum pidana
  6. cakup seluruh substansi investigasi dan kuasai seluruh target yang sangat kritis ditinjau dari segi waktu
  7. liput seluruh tahapan kunci dalam proses investigasi termasuk perencanaan, pengumpulan bukti dan barang bukti


04 November, 2012



ETIKA PROFESI AKUNTANSI


ETIKA

1. Pengertian Etika            

            Etika berasal dari Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan" adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.

             Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain.  Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi.Karena itulah etika merupakan suatu ilmu.           

            Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia.  Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan(studi penggunaan nilai-nilai etika). 2. Jenis Etika  

             Etika filosofis secara harfiah (fay overlay) dapat dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat. Etika termasuk dalam filsafat, karena itu berbicara etika tidak dapat dilepaskan dari filsafat. Karena itu, bila ingin mengetahui unsur-unsur etika maka kita harus bertanya juga mengenai unsur-unsur filsafat. Berikut akan dijelaskan dua sifat etika :

            1. Non-empiris, Filsafat digolongkan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu empiris adalah ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang kongkret. Namun filsafat tidaklah demikian, filsafat berusaha melampaui yang kongkret dengan seolah-olah menanyakan apa di balik gejala-gejala kongkret.

            2. Praktis, Cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu “yang ada”. Misalnya filsafat hukum mempelajari apa itu hukum. Akan tetapi etika tidak terbatas pada itu, melainkan bertanya tentang “apa yang harus dilakukan”.         

  

PROFESI

1. Pengertian Profesi           

            Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen". Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. 

           Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknikdan desainer. Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir. Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.

            Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Daftar karakterstik ini tidak memuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini berlaku dalam setiap profesi:

1.   Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis

2.   Asosiasi profesional

3.   Pendidikan yang ekstensif

4.   Ujian kompetensi

5.   Pelatihan institutional

6.   Lisensi

7.   Otonomi kerja

8.   Kode etik

9.   Mengatur diri

10. Layanan publik 


AKUNTANSI


1. Pengertian Akuntansi
           
             Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis".

             Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

             Prinsip inti akuntansi keuangan modern ada pada sistem pembukuan berpasangan. Sistem ini meliputi pembuatan paling tidak dua masukan untuk setiap transaksi: satu debit pada suatu akun, dan satu kredit terkait pada akun lain. Jumlah keseluruhan debit harus selalu sama dengan jumlah keseluruhan kredit. Cara ini akan memudahkan pemeriksaan jika terjadi kesalahan. Cara ini diketahui pertama kali digunakan pada abad pertengahan di Eropa, walaupun ada pula yang berpendapat bahwa cara ini sudah digunakan sejak zaman Yunani kuno.
§  Neraca, adalah suatu daftar sistematis yang memuat informasi mengenai aktiva, utang dan modal suatu perusahaan pada akhir periode tertentu. Disebut sebagai daftar yang sistematis, karena neraca disusun berdasarkan urutan tertentu. Laporan laba rugi, adalah ikhtisar mengenai pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dapat diketahu laba yang diperoleh dan rugi yang dialami.
§  Laporan perubahan modal, adalah laporan yang menunjukkan perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Melalui laporan perubahan modal dapat diketahui sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu.
§  Laporan arus kas, dengan adanya laporan ini pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan kas dimasa mendatang.



ETIKA PROFESI AKUNTANSI

            Untuk pertama kalinya, dalam kongres tahun 1973 IAI menetapkan kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia, yang saat itu diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik ini mengatur standar mutu terhadap pelaksanaan pekerjaan akuntan. Standar mutu ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan. Setelah mengalami perubahan, maka tahun 1998 Ikatan Akuntan Indonesia menetapkan delapan prinsip etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI baik di pusat maupun di daerah.                 

            Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.  Informasi yang dihasilkan akuntan harus menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Hal ini terutama karena tanggung jawab moral akuntan adalah kepada pihak esrtern perusahaan sebagai pemakai informasi laporan keuangan. 

             Pihak ekstern sangat mengendalikan laporan keuangan karena mereka sulit mendapatkan informasi perusahaan. Oleh karena itu, akuntan harus bekerja dengan memperhatikan kode etik profesi akuntan. Jadi sangat penting untuk diingat bahwa akuntan harus bekerja berdasarkan standar yang berlaku dan tidak dengan sengaja membuat informasi yang menguntungkan kepada pihak-pihak tertentu. 










14 October, 2012

Sejarah Perkembangan Etika Profesi Akuntansi


Pengertian Etika
Menurut para ahli etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat pergaulan manusia dalam pergaulan antar sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Kata Etika sendiri berasal dari kata ETHOS dari bangsa Yunani yang memiliki arti nilai – nilai, norma – norma, kaidah dan ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang didefinisikan oleh bebrapa ahli sebagai berikut :

Pengertian Profesi
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan memiliki keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan belum cukup dapat dikatakan sebagai profesi, tetapi, perlu memiliki penguasaan sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antar teori dan praktek pelaksanaan.

Kode etik profesi
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sangsi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.

Perkembangan etika bisnis
1. Situasi Dahulu Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2. Masa Peralihan: tahun 1960-an ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.
3. Etika Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.
4. Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN).
5. Etika Bisnis menjadi Fenomena Global: tahun 1990-an tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.

Etika Profesional Profesi Akuntan Publik
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya.
 Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan Indonesia, kemudian disempurnakan dalam konggres IAI tahun 1981, 1986,1994, dan terakhir tahun 1998. Etika profesional yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik, yang menyediakan berbagai jenis jasa yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan jasa konsultansi.
Auditor independen adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur perilaku akuntan yang menjadi anggota IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.

09 October, 2012

Pengertian Koperasi



Apa Itu Koperasi ??

Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.



Bagaimana Koperasi Berjalan ??

Koperasi berjalan pada prinsip, yaitu berdasarkan suatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan petunjuk untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. Di Indonesia sendiri telah dibuat UU no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Prinsip koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah:

§ Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

§ Pengelolaan dilakukan secara demokrasi

§ Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota

§ Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

§ Kemandirian

§ Pendidikan perkoperasian

§ Kerjasama antar koperasi



Seperti Apa Bentuk dan Jenis Koperasi ??

§ Koperasi pembelian/pengadaan/konsumsi.

§ Koperasi penjualan/ Koperasi

§ Koperasi jasa



Berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja

§ Koperasi Primer.

§ Koperasi Sekunder

§ koperasi pusat

§ Gabungan koperasi Induk koperasi



Jenis Koperasi menurut status keanggotaannya

§ Koperasi produsen

§ Koperasi konsumen



04 April, 2010

Kategori EBC 2


Conditional Sentences / If-Clauses

Conditional Sentences are also known as Conditional Clauses or If Clauses. They are used to express that the action in the main clause (without if) can only take place if a certain condition (in the clause with if) is fulfilled. There are three types of Conditional Sentences.
Conditional Sentence Type 1
→ It is possible and also very likely that the condition will be fulfilled.
Form: if + Simple Present, will-Future
Example: If I find her address, I’ll send her an invitation.

Conditional Sentence Type 2
→ It is possible but very unlikely, that the condition will be fulfilled.
Form: if + Simple Past, Conditional I (= would + Infinitive)
Example: If I found her address, I would send her an invitation.

Conditional Sentence Type 3
→ It is impossible that the condition will be fulfilled because it refers to the past.
Form: if + Past Perfect, Conditional II (= would + have + Past Participle)
Example: If I had found her address, I would have sent her an invitation.




ADVERB

Kinds of Adverbs
Adverbs of Manner
She moved slowly and spoke quietly.

Adverbs of Place
She has lived on the island all her life.
She still lives there now.

Adverbs of Frequency
She takes the boat to the mainland every day.
She often goes by herself.

Adverbs of Time
She tries to get back before dark.
It's starting to get dark now.
She finished her tea first.
She left early.

Adverbs of Purpose
She drives her boat slowly to avoid hitting the rocks.
She shops in several stores to get the best buys.





VERB

A verb is a kind of word (see part of speech) that usually tells about an action or a state and is the main part of a sentence
Verbs are also classified as either finite or non-finite.
A finite verb makes an assertion or expresses a state of being and can stand by itself as the main verb of a sentence.
• The truck demolished the restaurant.
• The leaves were yellow and sickly.
Non-finite verbs (think "unfinished") cannot, by themselves, be main verbs:
• The broken window . . .
• The wheezing gentleman . . .

• IRREGULAR VERBS
Irregular verbs change completely in the past tense. Unlike regular verbs, the past tense forms of irregular verbs are not formed by adding ed.

Examples:
Present: know
Past: knew
Past Participle: known

• REGULAR VERBS
Verbs have three principle parts. They are present, past, and past participle. For regular verbs, the past tense is formed by adding ed to the present tense; and the past participle is formed by using the past tense verb with a helping verb such as has, have, or had.

Examples:
Present: invite
Past: invited
Past Participle:invited





Modals

Modal verbs are special verbs which behave very differently from normal verbs. Here are some important differences:
1. Modal verbs do not take "-s" in the third person.
Examples:
• He can speak Chinese.
• She should be here by 9:00.
2. You use "not" to make modal verbs negative, even in Simple Present and Simple Past.
Examples:
• He should not be late.
• They might not come to the party.
3. Many modal verbs cannot be used in the past tenses or the future tenses.
She musted study very hard


Common Modal Verbs
Can
Could
May
Might
Must Ought to
Shall
Should
Will
Would






ARTICLE

An article is a word that combines with a noun to indicate the type of reference being made by the noun. Articles specify the grammatical definiteness of the noun, in some languages extending to volume or numerical scope. The articles in the English language are the, a, and an.
Articles are usually characterized as either definite or indefinite.

Definite article
A definite article indicates that its noun is a particular one identifiable to the listener. It may be the same thing that the speaker has already mentioned, or it may be something uniquely specified. The definite article in English is the.
Ex :The children knew the fastest way home.

Indefinite article
An indefinite article indicates that its noun is not yet a particular one identifiable to the listener. It may be something that the speaker is mentioning for the first time, or its precise identity may be irrelevant or hypothetical, or the speaker may be making a general statement about any such thing. English uses a or an (depending on the initial sound of the next word) as its indefinite article.
Ex : She had a house so large that an elephant would get lost without a map.







NOUN

A noun is a word used to name a person, animal, place, thing, and abstract idea.
Countable Nouns
A countable noun is a noun with both a singular and a plural form, and it names anything (or anyone) that you can count.
We painted the table red and the chairs blue.
Miriam found six silver dollars in the toe of a sock.
UnCountable Nouns
A non-countable noun is a noun which does not have a plural form, and which refers to something that you could (or would) not usually count.
Joseph Priestly discovered oxygen.
Collective Nouns
A collective noun is a noun naming a group of things, animals, or persons. You could count the individual members of the group, but you usually think of the group as a whole is generally as one unit.
The flock of geese spends most of its time in the pasture.
The jury is dining on take-out chicken tonight.

Noun Plurals
Most nouns change their form to indicate number by adding "-s" or "-es", as illustrated in the following pairs of sentences:
When Matthew was small he rarely told the truth if he thought he was going to be punished.
Many people do not believe that truths are self-evident.