10 April, 2013

Sifat terhadap lingkungan

             Manusia secara lahiriah dilahirkan dengan sifat atau karakter yang yang berbeda-beda, sifat kadang bisa terbentuk dari faktor keturunan atau keluarga yang masih bisa diperdebatkan serta juga tidak lepas dari faktor lingkungan atau keadaan pada masa kecilnya dalam tahap awal pengenalan diri. Kita harus mensyukuri sifat yang kita miliki, itu adalah "anugerah" tuhan, karena setiap kepala beda sifat, itu pasti. Sifat dapat didefinisikan (menurut saya) yaitu bentuk emosi seseorang dalam menghadapi sesuatu yang ada pada diri sendiri yang akan terlihat atau dirasakan oleh orang lain. (sekali lagi, ini menurut saya). Karena tuntutan tugas kuliah dan sebagainya, saya akan mencoba mengurai sifat-sifat yang ada pada diri saya, naif memang.

Saya akan mencoba mulai dari sifat "baik" (menurut saya) :
1. Peduli 
2. Pengertian
3. Bijak
4. Ramah
5. Tebuka dalam berfikir 

dan dari sifat "buruk" (menurut saya) :
1. Apatis (hanya untuk keadaaan politik)
2. Sarkas 
3. Pendiam
4. Jenuhan
5. Fanatik untuk beberapa hal
6. dan lain-lain

                Dampak sifat pasti dan harus ada untuk entah itu di lingkungan keluarga, dalam suatu hubungan, pertemanan atau dimanapun itu. Sebagai manusia yang bermakhluk sosial pasti ada keinginan untuk yaa..  minimal mempertahankan sifat baik dan mengurangi sifat buruk yang ada dalam diri kita. Tapi sebelum itu, kita butuh waktu untuk mencapai keseimbangan sifat, caranya ?? saya juga tidak tahu, semoga kita sedang kearah sana.

*menulis dikantor dalam kerumunan Invoice.

   





18 March, 2013

Perkenalkan, saya...

          Perkenalkan, nama saya adalah Dwi Setiawan, anak lelaki kedua dari empat bersaudara yang semuanya berjenis yang sama, dilahirkan pada tanggal 03 Maret 1990 di daerah pinggiran Selatan Jakarta, Setiabudi tepatnya. Saya dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana saat itu, Ayah saya hanya seorang honorer yang sangat berharap diangkat menjadi PNS di salah satu Departemen Pemerintahan, dan sedangkan Ibu hanyalah seorang ibu rumah tangga yang sesekali menerima pesanan jahitan pakaian dari tetangga sebagai penghasilan keluarga alakadarnya.
           Menghabiskan waktu di Jakarta hanya enam tahun, tepat April 1996 kami pindah ke daerah yang mana sangat terlalu sepi untuk ditinggali saat itu, ya lagi-lagi di daerah pinggiran Selatan, kali ini Bekasi, Pondok Gede tepatnya. Dari Sekolah dasar sampai masa Kuliah saya habiskan di kota Patriot ini, tidak ada yang bisa saya banggakan pada masa itu sebagai individu dalam hal akademis tentunya, tapi saya bisa (sedikit) bernafas lega bila melihat pencapaian sebagai tim/kelompok walau tidak mentereng.
           Saya sekarang bekerja, sudah dua tahun tepatnya tapi butuh kurang lebih setengah tahun untuk itu, ini adalah tempat pertama saya bekerja setelah lulus dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta. Saya sangat bersyukur sudah bekerja saat ini mengingat mencari pekerjaan sangat susah cenderung "mustahil" bila berkaca dari jumlah kelulusan setiap tahunnya belum lagi ditambah dari korban PHK setiap harinya.
           Saya bekerja di Dealer Mobil daerah Bekasi yang nyaris Bogor tampaknya. Pada bagan Struktur Perusahaan saya adalah seorang Staff Accounting, yang mana hanya dibebankan untuk membuat laporan keuangan saja. Tapi faktanya saya juga harus mengurusi pajak serta hal-hal yang berbau kepegawaian, di sini  untuk beberapa waktu saya terkadang keteteran, tapi di sisi yang lain saya juga dapat lebih yaitu pengalaman bekerja di bidang yang berbeda, itu terjadi ketika saya mengingat motivasi awal saya, yaitu mencari pengalaman sebanyak-banyaknya yang kadang-kadang tergerus oleh keinginan pendapatan yang sepadan dengan tanggung jawab yang diemban.
            Tapi ahhh..., memang pada dasarnya sifat manusia tidak akan pernah bersyukur bahkan jauh dari itu, tapi itu normal dan sangat manusiawi. Di tempat kerja ini memang tidak (belum) menjanjikan yang menurut saya layak untuk menjadi pegangan dimasa depan. tapi disini saya mendapatkan kebutuhan yang sangat mendasar bila ingin bekerja yang menyenangkan tanpa menghiraukan kegelisahan berlebihan, ya dia adalah kenyamanan. Itu adalah salah tujuan saya dimanapun, bahkan kapanpun dalam keluarga, pertemanan, sebuah hubungan dan pekerjaan tentunya. Untuk kedepannya saya akan "menyerahkan" pada waktu dan kondisi. Mengutip petuah dari salah satu tokoh yang saya idolakan, Steve Jobs "Kalian harus percaya bahwa titik-titik itu kelak akan terhubung dan kalian juga harus percaya akan sesuatu -- keberanian, takdir, hidup, karma, atau apapun itu".